Penyaluran Zakat tidak hanya dilakukan pada saat Ramadhan Saja. Penyaluran Zakat untuk Jalur Pendidikan pun bisa dilakukan dan manfaatnya untuk memajukan peradaban dalam Pendidikan Generasi selanjutnya.

Di dalam Islam, zakat tidak hanya diberikan dari pihak yang mampu untuk membersihkan harta mereka. Pada hakikatnya, zakat juga bisa digunakan untuk memajukan peradaban manusia, salah satunya dari segi pendidikan. Tingkat pendidikan di Indonesia memang sangat memprihatinkan. Masih banyak anak-anak dari kalangan menengah ke bawah yang kesulitan dalam mengenyam pendidikan yang mumpuni.

Inilah yang membuat banyak dari mereka yang sulit keluar dari lingkaran kemiskinan. Padahal, ada banyak sekali manfaat zakat untuk bidang pendidikan yang bisa mereka rasakan. Apalagi, pelajar sekolah juga termasuk salah satu pihak yang berhak menerima zakat (fi sabilillah). Simak ulasannya berikut.

Para pelajar fi sabilillah bisa belajar dengan layak

Seringkali, kita dibuat terkejut dan miris dengan kondisi infrastruktur sekolah yang ditempati oleh anak-anak desa dan pedalaman. Kondisi bangunan yang seringkali tidak layak memang jadi salah satu penghalang agar mereka bisa mendapatkan manfaat penuh dari pendidikan.

Menurut data survey Badan Pusat Statistik tahun 2021, kerusakan bangunan sekolah SD mencapai 57,13%. Sedangkan, kerusakan yang terjadi pada bangunan sekolah SMP mencapai angka 42,87%, dan untuk bangunan sekolah SMA mencapai 42,96%. Di situlah, salah satu manfaat zakat untuk bidang pendidikan. Yaitu, dalam hal penyediaan fasilitas pembelajaran yang cukup.

Dalam hal ini, zakat pendidikan bisa digunakan untuk merenovasi gedung sekolah sehingga lebih layak untuk ditempati. Misalnya, penambahan ventilasi udara di masing-masing ruangan kelas. Selain itu, renovasi atap sekolah juga bisa dilakukan. Sehingga, anak-anak bisa tetap belajar dengan nyaman di tengah-tengah hujan lebat sekalipun. Penambahan akses listrik juga bisa membuat mereka jadi bisa belajar dengan lebih nyaman.

86% dari total 1.413.532 ruang sekolah yang ada di Indonesia dalam kondisi rusak Ruang kelas yang rusak ini mulai kategori ringan, sedang, berat hingga rusak total.

Selama pandemi berlangsung, pada tahun ajaran 2019-2020 kerusakan ruang kelas bertambah hingga 26% atau sekitar 250 ribu unit.  (Kemendikbud Ristek 2021)

Bayangkan, puluhan tahun para siswa dan guru belajar mengajar dalam bangunan sekolah yang sesak. Salah satunya yaitu di MI Nurul Huda Desa Pulau Palas, Kec. Tembilahan Hulu Kab. Indragiri Hilir, Riau. Berlantai, berdinding dan berjendela papan kayu seakan menjadi teman akrab dalam mengenyam pendidikan. Padahal, sekolah yang nyaman merupakan aspek penting untuk anak dapat berprestasi.

Dalam hal ini, zakat pendidikan bisa digunakan untuk merenovasi gedung sekolah sehingga lebih layak untuk ditempati. Misalnya, penambahan ventilasi udara di masing-masing ruangan kelas. Selain itu, renovasi atap sekolah juga bisa dilakukan. Sehingga, anak-anak bisa tetap belajar dengan nyaman di tengah-tengah hujan lebat sekalipun. Penambahan akses listrik juga bisa membuat mereka jadi bisa belajar dengan lebih nyaman.

86% dari total 1.413.532 ruang sekolah yang ada di Indonesia dalam kondisi rusak Ruang kelas yang rusak ini mulai kategori ringan, sedang, berat hingga rusak total.

Selama pandemi berlangsung, pada tahun ajaran 2019-2020 kerusakan ruang kelas bertambah hingga 26% atau sekitar 250 ribu unit.  (Kemendikbud Ristek 2021)

Bayangkan, puluhan tahun para siswa dan guru belajar mengajar dalam bangunan sekolah yang sesak. Salah satunya yaitu di MI Nurul Huda Desa Pulau Palas, Kec. Tembilahan Hulu Kab. Indragiri Hilir, Riau. Berlantai, berdinding dan berjendela papan kayu seakan menjadi teman akrab dalam mengenyam pendidikan. Padahal, sekolah yang nyaman merupakan aspek penting untuk anak dapat berprestasi.

Repost from : dompetdhuafa.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *