Konflik antara Palestina dan Israel telah memanas lagi. Israel telah melancarkan serangan hebat di wilayah utama Palestina di Gaza, yang menyebabkan lebih dari 400 orang tewas, termasuk 78 anak-anak, sejak Minggu (8/10/2023).
Serangan ini dianggap sebagai tindakan pembalasan terhadap kelompok Hamas, yang dituduh telah membunuh 700 warga Israel dan menculik puluhan lainnya pada Sabtu (7/10/2023). Reuters melaporkan bahwa serangan ke kota-kota Israel ini merupakan yang paling mematikan sejak agresi Mesir dan Suriah dalam perang Yom Kippur 50 tahun yang lalu.
Sementara itu, Israel telah melancarkan serangan udara yang menargetkan blok perumahan, terowongan, masjid, serta rumah pejabat milik kelompok Hamas di wilayah Gaza. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, memberikan peringatan bahwa Gaza akan membayar harga yang sangat berat atas tindakan ini, yang akan berdampak pada kondisi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Demikian seperti yang dilansir dari Reuters, Senin (9/10/2023).
Konflik antara Palestina dan Israel sebenarnya telah berlangsung sejak perang Arab-Israel pada tahun 1948. Konflik semakin memanas ketika Israel secara ilegal menduduki wilayah di Jalur Gaza, Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, sejak tahun 1967, seperti yang disebutkan oleh Global Centre for the Responsibility to Protect.
Data yang diterbitkan oleh United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UN-OCHA) menunjukkan bahwa dari tahun 2008 hingga 19 September 2023, jumlah korban jiwa Palestina mencapai 6.407 orang. Jumlah korban Palestina ini lebih tinggi daripada jumlah korban Israel.
Dalam 16 tahun terakhir, puncak jumlah korban jiwa Palestina terjadi pada tahun 2014, mencapai 2.329 jiwa, diikuti oleh tahun 2009 yang mencapai 1.066 jiwa. Hingga pembaruan terakhir pada 19 September 2023, jumlah korban jiwa Palestina mencapai 227 orang.
Dari seluruh korban, laki-laki merupakan kelompok terbesar dengan 4.326 jiwa, diikuti oleh anak laki-laki sebanyak 1.162 jiwa, perempuan 626 jiwa, anak perempuan 275 jiwa, dan 18 jiwa lainnya yang belum teridentifikasi.
Daerah dengan jumlah korban jiwa terbanyak terletak di Jalur Gaza, mencapai 5.360 jiwa, disusul oleh Tepi Barat dengan 1.007 jiwa, dan Israel dengan 37 jiwa.
Serangan udara dari Israel adalah penyebab kematian terbesar, menewaskan 3.212 orang Palestina, diikuti oleh amunisi aktif yang menewaskan 1.439 jiwa, dan ledakan di darat yang menewaskan 219 jiwa.
Sementara itu, jumlah korban Israel mencapai 308 jiwa, dengan jumlah terbanyak terjadi pada tahun 2014, yakni 88 jiwa, diikuti oleh tahun 2008 dengan 33 jiwa. Data terakhir hingga 31 Agustus 2023 mencatat 29 jiwa.
Dari jumlah korban selama 16 tahun terakhir, 177 warga sipil Israel dan 131 tentara Israel tewas. Jumlah korban laki-laki adalah yang paling dominan, mencapai 247 jiwa, diikuti oleh perempuan 36 jiwa, anak laki-laki 19 jiwa, dan anak perempuan 6 jiwa.
Daerah dengan jumlah korban jiwa terbanyak di antara warga Israel adalah Tepi Barat, dengan 138 jiwa, diikuti oleh Jalur Gaza dengan 52 jiwa, dan daerah lainnya dengan 1 jiwa.