TAHUKAH KAMU? Menurut riset We Are Social, bahwa saat ini pengguna internet di Indonesia hingga awal tahun 2022 ini sudah mencapai 204,7 juta jiwa dengan masa pemakaian lebih dari 3 (tiga) jam per hari. Jumlah ini mengartikan bahwa tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7% dari total penduduk 277,7 juta orang pada awal 2022.
Rata-rata, pengguna internet ini menghabiskan waktu berselancar di dunia maya untuk bekerja, bermain, sosial media, dan belanja. Menariknya, mayoritas pengguna internet Indonesia adalah kaum milenial. Ini tentu saja didukung dengan adanya bonus demografi masyarakat Indonesia.
Sedangkan menurut data oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), ada sebanyak 20% dari kelompok milenial ini memiliki kemampuan untuk berwakaf. Kemenag pun mencatat, potensi wakaf uang di Indonesia bisa mencapai 180 triliun rupiah. Sayangnya, literasi tentang wakaf ternyata masih sangat rendah. Hal ini tak sebanding dengan literasi zakat yang sudah mengakar di masyarakat Indonesia bahkan sejak di bangku sekolah dasar. Dari potensi 180 triliun wakaf uang, nyatanya yang terkumpul saat ini hanya 1 triliun rupiah.
“Pengembangan dan literasi tentang wakaf di Indonesia ini masih sangat kurang. Padahal potensinya besar sekali. Apalagi tentang wakaf uang. Dari 180 triliun potensi wakaf uang di Indonesia, yang terkumpul saat ini hanya 1 triliun,” jelas Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI Tarmizi Tohor pada Diskusi Publik Wakaferse Dompet Dhuafa di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat, pada Rabu (5/10/2022).
Yuk kita simak!
1. Manfaat Mengalir Abadi Sepanjang Masa
Siapa sih orang yang tidak ingin kebaikannya bakal terus selalu diingat bahkan hingga sudah menjadi tua tak berdaya? Nah, dengan berwakaf, nantinya manfaat hasil dari wakaf akan terus mengalir kepada para penerima manfaat (mauquf alaih). Manfaat ini bisa berupa penggunaan aset wakaf maupun manfaat karitas dari wakaf yang dikelola secara produktif. Dengan mengalirnya manfaat wakaf secara terus menerus, maka pahala juga akan selalu mengalir kepada si wakif meskipun ia sudah meninggal dunia. Inilah yang disebut sedekah jariyah yang katakan oleh Rasulullah.
2. Melatih Jiwa Sosial Kemanusiaan
Dengan berwakaf, secara tidak langsung seseorang akan terlatih menjadi pribadi yang memiliki empati dan hubungan jiwa sosial agar lebih peka terhadap keadaan di sekitar.
Berbeda dengan zakat yang sifatnya karitas, manfaat wakaf lebih luas dan mampu lebih banyak membantu mereka yang sangat membutuhkan. Ketidak adanya kewajiban dalam wakaf justru akan melatih kepekaan dan kepedulian umat muslim terhadap dirinya sendiri maupun sesama.
3. Mendorong Pembangunan Negara
Wakaf ternyata bisa membantu dalam pembangunan sebuah negara. Contohnya seperti pendidikan dalam bentuk sekolah gratis untuk anak tidak mampu, kesehatan dalam bentuk rumah sakit dan alat-alat kesehatan untuk mengobati masyarakat miskin, spiritual dengan membangun masjid sebagai wadah menjalankan sila pancasila pertama, pertanian dengan mengelola lahan tani untuk mempekerjakan warga dhuafa, hingga sumur yang airnya dimanfaatkan oleh banyak orang. Maka berwakaf berarti juga ikut membangun kebesaran bangsa.
Pada masa kejayaan Kesultanan Turki Utsmani (Ottoman Empire), wakaf berkembang dengan sangat luas. Masyarakatnya lahir di rumah berbasis wakaf, setiap orang tidur di atas ranjang-ranjang aset Wakaf, mereka makan dan minum dari properti wakaf , membaca buku-buku bacaan dari hasil perkembangan wakaf, belajar di sekolah wakaf, beribadah di masjid wakaf, bahkan mendapatkan gaji dari hasil pemanfaatan aset wakaf. Hingga ketika seseorang meninggal, dikuburnya pun di tanah wakaf.
4. Mengembangkan Syiar Islam
Bangunan aset-aset wakaf akan menjadi landmark-landmark bukti kemaslahatan Agama Islam bagi seluruh semesta Dengan terus terpeliharanya harta dan aset wakaf yang mengalirkan manfaat bagi banyak orang, maka juga akan memperluas syiar Islam hingga menjangkau mereka yang enggan hadir dalam pengajian-pengajian. Saat wakaf bisa menjadi kebiasaan bagi umat Islam, maka dipastikan Islam akan semakin maju dan berkembang.